‘Di puncak gunung kita berpeluang memetik bunga eidelweis yang juga disebut-sebut sebagai bunga abadi, bunga yang meskipun dipetik tidak pernah layu dan tidak pernah hilang aromanya. Bunga ini merupakan bunga yang tergolong langka karena hanya tumbuh di atas puncak gunung yang beriklim dingin dan tidak semua puncak gunung ditumbuhi oleh bunga jenis ini.’
Menawan puncak Gunung Papandayan adalah sesuatu yang menakjubkan. Mungkin merupakan satu kenangan yang tidak dapat di lupakan. Ianya merupakan satu kembara yang penuh dengan cabaran tetapi akan beroleh nikmat yang cukup mengkagumkan bila sudah berada di puncaknya. Sudah tentulah penawanan puncak gunung Papandayan ini lebih bermakna lagi jika semuanya dapat di rakam untuk album peribadi
Pendakian ini perlu dijadikan acara pertama bila berkunjung ke Garut dan di ikuti dengan aktiviti pelancongan yang lain. Para peserta bukan sahaja dapat melihat dengan dekat tentang watak sesebuah gunung berapi tetapi juga akan dapat merasai dan menghidu aroma belerang dan wap yang sentiasa keluar dari kawah-kawah yang terdapat di sekelilingnya.
Indonesia mempunyai begitu banyak gunung berapi yang masih aktif. Antaranya ialah Gunung Papandayan yang setinggi 2,665 meter atau 8,743 kaki. Ianya terletak di Daerah Garut iaitu kira-kira 75 kilometer daripada Bandung.
Letupan yang terkuat Papandayan ialah pada 1772 yang menyebabkan 3,000 orang terbunuh dan letupan terakhir berlaku pada 1978. Bagaimanapun pada tahun 2002, Papandayan di letakkan dalam keadaan berjaga-jaga bila tahap amaran letupan berada di tahap tertinggi.. Penduduk sekitarnya telah di arahkan berpindah.
Namun sekarang Papandayan di anggap objek pelancongan di Garut. Ianya menjadi antara distinasi yang perlu di lawati lebih-lebih lagi bila puncaknya dapat di tawan.
Papandayan mempunyai beberapa kawah yang masih menggelegak seperti Kawah Alun-alun, Kawah Papandayan dan Kawah Mas. Bagaimanapun orang ramai banyak tertumpu di Kawah Mas. Semasa di kawah ini pelancong akan dapat menikmati kepanasan kawah, belerang dan gas yang berbau dan abu gunung berapi yang sebenarnya.
Gunung Papandayan adalah salah satu gunung tertinggi di kawasan Jawa Barat selain Gunung Ciremai dan merupakan objek wisata yang patut untuk dikunjungi. Objek pelancongan cukup terkenal, terutama bagi mereka yang mempunyai hobi mendaki gunung, baik yang tinggal di kawasan daerah Jawa Barat maupun di luar Negara.
Seperti halnya dengan gunung-gunung lain, untuk menuju gunung Papandayan terdapat beberapa pintu masuk, salah satunya melalui pintu masuk yang berada di Desa Pakejeng Kecamatan Pamulihan yang merupakan pintu masuk paling biasa dilewati oleh para pendaki. Sesampainya di Desa Pakejeng, kita sebenarnya masih harus berjalan menuju kaki gunung Papandayan sekaligus menuju pos pendaftaran yang jaraknya lumayan jauh, iaitu sekira 10 km (menurut informasi penduduk) dengan keadaan jalan yang menanjak.
Sesampainya di kaki Gunung Papandayan, kita diharuskan melakukan pendaftaran dengan membayar biaya administrasi . Kosnya akan di maklumkan kepada peserta nanti. Selepas pendaftaran para peserta diharuskan menyimpan pengenalan diri atau kelompok. Bagi para pendaki yang ingin beristirehat sejenak selepas perjalanan yang cukup mencabar dan di basahi banyak keringat tadi, para peserta juga dapat mendirikan khemah di kawasan bumi perkemahan Camp Davies.
Bagi yang ingin melanjutkan pendakian menuju puncak,terlebih dahulu harus menempuh perjalanan jauh selama berjam-jam dengan kondisi perjalanan berbatu dan menanjak. Di sini para pendaki harus berhati-hati, karena pendakian adalah melalui jalan yang berbatu.
Di tengah perjalanan antara Camp Davies dengan puncak gunung Papandayan, kita dapat menyaksikan suatu fenomena alam yang begitu jelas tampak di depan pelupuk mata, iaitu bagaimana semburan wap panas keluar dari perut bumi dan mengeluarkan bau yang begitu menyengat. Bau ini mungkin karena mengandung unsur belerang. Di sini biasanya para pendaki menyempatkan diri untuk berfoto bersama mengabadikan fenomena alam yang mungkin saja tidak terdapat di kawasan wisata alam lainnya.
Ketika perjalanan hampir sampai di puncak gunung Papandayan, keadaan perjalanan akan terasa sedikit lebih menyejukkan karena di kelilingi pohon-pohon yang merimbun.. Berbeda dengan keadaan sebelumnya, udara terasa panas karena di sekitar perjalanan jarang terdapat pohon-pohon tinggi yang mampu menahan teriknya sinar matahari.
Sesampainya di puncak gunung Papandayan atau lebih dikenal dengan nama Pondok Saladah, ada kebanggaan tersendiri bagi para pendaki yang berhasil mencapainya. Alam terasa tampak sangat indah dilihat dari atas puncak gunung, kita pun seolah-olah berada di atas awan yang terhampar bagaikan permadani putih raksasa.
Kita juga dapat melihat atau bahkan memetik bunga eidelweis yang juga disebut-sebut sebagai bunga abadi, bunga yang meskipun dipetik tidak pernah layu dan tidak pernah hilang aromanya. Bunga ini merupakan bunga yang tergolong langka karena hanya tumbuh di atas puncak gunung yang beriklim dingin dan tidak semua puncak gunung ditumbuhi oleh bunga jenis ini.
Walaupun udara di puncak gunung terasa sangat dingin, tetapi hal tersebut seakan sirna oleh keindahan alam di sekitar puncak gunung yang menyuguhkan suasana yang tidak mungkin diperoleh di tempat lain. Akhirnya kita hanya bisa mengucapkan “Maha Besar Allah dengan segala bentuk keindahan yang diciptakan-Nya”.Berbincanglah dengan kami untuk mengatur perancangan lengkap bagi menawan puncak Papandayan. Tel: 013 3416783-Hashim Akob